BIOAKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI DARI EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU NGAUNG (Ficus obscura Blume)
Keywords:
fitokimia, toksisitas, antioksidan, antibakteriAbstract
Karakteristik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah tropis dengan curah hujan cukup besar sehingga memungkinkan semua jenis kehidupan flora-fauna dapat tumbuh subur di Indonesia merupakan sebuah potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dari berbagai kepentingan dalam kehidupan manusia, baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, budaya, maupun kesehatan. Ngaung ( Ficus obscura Blume) merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh di area hutan yang digunakan sebagai tanaman obat yang terdapat di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bioaktivitas antioksidan dan antibakteri dari kulit ngaung beserta kandungan fitokimia dan toksisitas. Hasil penelitian memberikan hasil bahwa ekstrak kulit kayu ngaung (Ficus obscura Blume) memiliki kandungan senyawa fitokimia diantaranya flavonoid, saponin, alkaloid, triterpenoid dan steroid. Ekstrak kulit kayu ngaung bersifat toksik dengan LC50 709,5 ppm dan sebagai antioksidan kuat dengan nilai IC50 4,1424 ppm. Penghambatan terhadap bakteri Escherichia coli adalah lemah sampai dengan kuat, penghambatan terhadap bakteri Streptococcus mutans adalah kuat dan tidak memiliki daya hambat terhadap bakteri Propionibacterium acne. Ekstrak Kulit kayu ngaung merupakan bahan alam yang memiliki potensi antioksidan dan antibakteri alami yang baik.
References
Ardiansyah, 2005. Daun beluntas sebagai bahan antibakteri dan antioksidan. Artikel IPTEK- bidang biology, pangan dan kesehatan.
Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, 2013. Mikrobiologi kedokteran Ed. 25. PenerbitBuku Kedokteran EGC: Jakarta
Cappucino J.G., and N. Sherman, 2001. Microbiology: A Laboratory Manual. 2nd Edition. The Benjamin Cummings Publishing Company. Rockland Community College. State University of New York
Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta
Ghiffari M.N., 2018. Ancaman Potensi Alam dan Keanekaragaman Hayati dari Pembalakan Liar. https://www.matagarudantb.org/single-post/2018/05/23/ Ancaman-Potensi-Alam-dan Keanekaragaman-Hayati-dari-Pembakalan-Liar. Diakses 10 Agustus 2019.
Harborne J.B., 2006. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan (alih bahasa: Kosasih Padmawinata & Iwang Soediro). Bandung : Penerbit ITB.
Halliwell dan Whitemann, 2004. Measuring reactive species and oxidative damage in vivo and in cell culture : how should you do it and what do the results mean? Br J Pharmacol, 14, 231-55.
Jawetz, Melnick, dan Adelbergs, 2004. Mikrobiologi Kedokteran, Ed 23, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, page 233, 235.
Jun, M., H.Y., Hong, J., Wang., X., C.S. 2006 Comparison of Antioxidant Activities of Isoflavones from Kudzu Root (Pueraria lobate ohwi). The Journal of Food Science. Institute of Tecnologist. 2117-2122.
Kokate, C.K. 2001. Pharmacognosy 16th Edn. Nirali Prakashan, Mumbai, India.
Leong dan Shui, 2002. An Investigation of Capasity of Fruits in Singapore Markets, Food Chemistry. Halaman 76 : 69-75.
Meyer, 1982. Brine Shrimp Agreaat Convinient General Bioassay for Active Plant Constituenst. Planta Medica 45:31-34
Pratt D.E. 1992. Natural Antioxidants From Plant Material. Di dalam: Huang MT, CT Ho, dan CY Lee. Phenolic Compunds Inhibitor Tripsin Food and Their Effect on Health II. Hal 54-71. Washington: ACS.
Robinson, 1995. Robinson T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Penerjemah Padmawinata K., ITB Bandung, Bandung
Salusu, D. 2018. Potensi Pemanfaatan Buah-buahan Hutan Sebagai Sumber Gizi Dalam Rangka Meningkatkan Nilai Hasil Hutan Bukan Kayu. Universitas Mulawarman Samarinda. (Disertasi)
Wagner JE. Harkness JE,. 1993. Biology and Medicine of Rabbits and Rodents. Philadelphia: Lea and Fabriger.
Zarta, A.R., 2018. Skrining Bioaktivitas Tumbuhan Hutan Obat Hutan Berdasarkan Kearifan Lokal Etnis Kutai. Universitas Mulawarman Samarinda (Disertasi)