MODEL MATEMATIKA EKSISTENSI KERAJINAN ANYAMAN BAMBU DESA GINTANGAN BANYUWANGI
Keywords:
Model matematika, sistem persamaan diferensial, titik kritis, eksistensi, kerajinan anyaman bambuAbstract
Kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan merupakan salah satu daya tarik wisata di Banyuwangi yang telah menjadi ciri khas Desa Gintangan Kabupaten Banyuwangi dan sudah seharusnya untuk dilestarikan. Dengan wawancara terhadap pengelola, pedagang, pengrajin dan generasi muda yang ada, diperoleh beberapa kondisi nyata yang selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk model matematika dan sistem persamaan diferensial. Lebih lanjut, dengan menganalisis titik kritis dari sistem persamaan diferensial, diperoleh kondisi eksistensi kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan. Titik kritis yang diperoleh menunjukkan bahwa dengan memberikan nilai kelahiran yang lebih besar daripada kematian, jumlah penduduk masuk yang lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar, serta beralihnya non-pengrajin menjadi pengrajin lebih banyak daripada pengrajin yang memutuskan berhenti diperoleh bahwa pada suatu waktu jumlah non-pengrajin lebih sedikit dibandingkan jumlah pengrajin. Keadaan tersebut berdampak baik terhadap eksistensi kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan Banyuwangi.
References
Boyce, W. E., & DiPrima, R. C. (2000). Elementary Differential Equations and Boundary Value Problems (7th ed.). NewYork : Jhon Wiley & Sons, Inc.
Luknanto, D. (2003). Model Matematika. Yogyakarta: FT UGM.
Muchyidin, A. (2016). Model Matematika Kearifan Lokal Mayarakat Desa Trusmi Dalam Menjaga Eksistnsi Kerajinan Batik Tulis. JES-MAT, Vol 2, 12-25.